Beranda | Artikel
Bertaubat Ketika Terkena Penyakit AIDS (tidak ada harapan hidup)
Jumat, 9 November 2012

Penyakit AIDS memang masih menjadi momok menakutkan di masyarakat, apalagi sampai sekarang penyakit yang menyerang sistem kekebalan ini masih belum ditemukan secara pasti obat dan penyembuhannya.  Kemudian manifestasi klinis panyakit ini juga agak terlihat seperti kutukan atau penyakit karena Karma, sehingga ada juga yangmerasa putus asa dan semakin terpuruk karena merasa sudah mendapat kutukan.

Maka bagi yang tertimpa musibah tidak perlu bersedih hati dan segera bertaubat nasuha dari segala dosanya. Dan ini berlaku juga bagi mereka yang tertimpa penyakit sejenis yaitu penyakit yang prognosa secara kedokteran sudah tidak ada harapan hidup lagi dalam beberapa jangka waktu seperti gagal ginjal stadium V atau kanker stadium lanjut.

Segera bertaubat karena pintu taubat masih terbuka selama , tidak perlu terpuruk karena setiap anak adam pasti pernah melakukan dosa.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Semua keturunan Adam adalah orang yang pernah berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.[1]

Orang yang bertaubat akan Allah ganti kesalahan yang pernah ia perbuat dengan kebaikan. Sehingga seakan-akan yang ada dalam catatan amalannya hanya kebaikan saja. Allah Ta’ala berfirman,

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh;maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Furqan: 70)

Dan masih terbuka selama nyawa belum sampai ke tenggorokan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ.

“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum nafasnya berada di kerongkongan.[2]

 

Segera bertaubat taubat nasuha

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat (nasuha)  yang semurni-murninya.” [At Tahriim : 8].

Syaikh Abdul aziz bin Baz rahimahullah ditanya mengenai taubatnya orang yang terkena penyakit AIDS, beliau  menjawab,

عليه أن يبادر بالتوبة ولو في لحظة الموت ؛ لأن باب التوبة مفتوح مهما كان ما دام عقله معه ، وعليه أن يبادر بالتوبة والحذر من المعاصي ولو قالوا إن عمرك قصير فالأعمار بيد الله وقد يخطئ ظنهم فيعيش طويلاً . وعلى كل تقدير فالواجب البدار بالتوبة والصدق في ذلك حتى يتوب الله عليه لقول الله تعالى : { وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ } [ النور : 31 ] ، وقوله سبحانه : { وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى } [ طه : 82 ] وقول النبي صلى الله عليه وسلم : « إن اللهّ يقبل توبة العبد ما لم يغرغر »

 

Wajib baginya untuk bersegera bertaubat walaupun walaupun sesaat sebelum kematiannya, karena pintu taubat senantiasa terbuka selam akalnya masih berjalan. Dan wajib baginya bertaubat dan menahan diri dari maksiat walapun para dokter mengatakan umurmu akan pendek, maka umur itu berada ditangan Allah dan terkadang perkiraan mereka salah dan pasien hidup lebih lama. Terhadap perkiraan maka wajib bersegera bertaubat dan jujur dalam hal tersebut hingga ia bertaubat kepada Allah sebagaimana firman Allah, “bertaubatlah kepada Allah secara total wahai kaum mukminun semoaga kalian beruntung” (toha: 84), dan Sabda Rasulullahu alaihi wa sallam. ” Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum nafasnya berada di kerongkongan.[3]

 

Sering-sering membaca doa bagi orang yang merasa sudah tidak ada harapan hidup terus

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَأَلْحِقْنِيْ بِالرَّفِيْقِ اْلأَعْلَى.

 “Ya Allah, ampunilah dosaku, be-rilah rahmat kepadaku dan pertemukan aku dengan Kekasih Yang Maha Tinggi.”

Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi Wasallam memasukkan kedua tangannya ke dalam air, lalu diusapkan ke wajahnya dan beliau bersabda:

– لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ لَسَكَرَاتٍ.

“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, sesungguhnya mati itu mempunyai sekarat.”

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.

“Tiada Tuhan yang berhak disem-bah selain Allah, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, bagiNya keraja-an dan bagiNya pujian. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah.” [4]

 

Hikmahnya lebih bersiap-siap  menghadapi  kematian

Jika di bandingkan kita yang sehat terkadang kita lalai dalam menghadapi kematian, betapa sering kita mendengar seorang pemuda yang masih sehat dan bugar kemudian terdengar beita mendadak ia sudah meninggal. Maka orang yang terkena AIDS atau penyakit yang sudah tidak ada harapan hidup terus harus banyak melakukan kebaikan dan dekat dengan orang-orang yang shalih serta selalu berprasangaka yang baik terhadap Allah dengan kebaikan yangi lakukan.

Sebagaimana dalam hadits qudsi,

قال صلّى الله عليه وسلّم فيما يرويه عن ربه – تعالى – أنه قال: “أنا عند ظن عبدي بي، وأنا معه حين يذكرني

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang beliau meriwayatkan dari Rabnya, bahwa Allah berfirman, “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku.”[5]

Jabir berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat tiga hari sebelum wafatnya beliau,

لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ

Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnu zhon  (berbaik sangka) kepada Allah[6]

Dan hendaklah ber-husnudzan kepada Allah bahwa ini bukan kutukan melainkan sebagai pengapus dosanya jika ia bertaubat dan berbuat kebaikan, hingga ia ketika meninggal kelak bisa mengahap kepada Allah bersih tanpa dosa sama sekali
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

 

مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ

 

“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.”[7]

Dan cukuplah hiburan bagi mereka yang tertimpa musibah yang ia rasa sangat berat dengan sabda Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلاَءِ.

Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia.[8]

 

Semoga kita dijadikan orang-orang yang sesantiasa ber-husnudzan kepada Allah Ta’ala. Amin

 

 

Disempurnakan di Pogung  Baru, Yogyakarta

Penyusun: dr. Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

 

 


[1] HR. Ibnu Majah, Ad Darimi, Al Hakim. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih

[2] HR At Tirmidzi no. 3537 dan dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ Ash Shaghir no.1899.

[3] Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/2194

[4] Dikutip dari terjemah Kitab Hisnul Muslim, karya Sa’id Wahf al Qahthani, Pustaka At-Tibyan, Solo

[5] HR. Bukhari, no.7405

[6] HR. Muslim no. 2877

[7] HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan lainnya, dan dinyatakan hasan shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/565 no. 2399

[8] HR. Baihaqi: 6791, lihat ash-Shohihah: 2206.

 


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/bertaubat-ketika-terkena-penyakit-aids-tidak-ada-harapan-hidup.html